Sweet Couple pasti tahu kalau Tahun Baru Imlek itu identik dengan Barongsai dan Liong. Sebenarnya apa sih perbedaan Liong dan Barongsai itu?
Tari Liong atau lebih dikenal dengan tarian naga saat perayaan tahun baru Imlek ini memiliki arti tersendiri serta berbeda dengan barongsai. Tari Liong ini dipercaya berasal dari zaman Dinasti Han (180-230 SM). Lalu populer di masa Dinasti Song (960-1279 M) dan sering tampil pada perayaan-perayaan yang meriah. Tari Liong ini dipercaya bahwa pada mulanya adalah bagian dari kebudayaan pertanian dan masa panen, di samping juga sebagai salah satu metode untuk menyembuhkan dan menghindari penyakit.
Setiap kelenteng besar atau kecil di Indonesia biasanya memiliki kelompok tarian naganya masing-masing. Tarian Liong ini dilakukan saat merayakan hari raya penting. Naga itu tidak hanya menetapkan dirinya di satu tempat, tetapi juga bergerak di sekitar pemukiman. Di tengah atraksi atau prosesi, orang bisa memberikan angpao dengan meletakkannya di mulut naga. Pemberian Angpao dipercaya dapat menambah keberuntungan si pemberi.
Artikel Terkait:
Tarian Liong ini juga terkena dampak pada masa-masa kelam di awal orde baru akibat pelarangan segala sesuatu yang berbau Tionghoa sama halnya seperti tarian Barongsai. Setelah reformasi, tarian naga ini mendapatkan kembali kebebasannya. Pemainnya pun bukan hanya orang Tionghoa saja. Pola dan warna dari warna naga ini menjadi semakin beragam. Warna naga saat ini beraneka ragam dengan hiasan-hiasan sesuai selera masing-masing.
Makna Liong
Secara mitologi, naga digambarkan sebagai makhluk yang tangguh dan bermartabat tinggi. Naga adalah simbol kekuatan supranatural yang berdampak besar pada kehidupan. Naga selalu menjadi simbol utama kekuasaan di Tiongkok sejak zaman kuno dan dihubungkan dengan kekaisaran. Naga juga dianggap sebagai hewan yang baik, naga membawa keberuntungan dan memberikan hujan yang dibutuhkan untuk mengairi pertanian Tiongkok dan melahirkan kehidupan.
Naga diyakini dapat mendatangkan hujan, mengubah ukuran tubuhnya, serta dapat muncul dan lenyap sekehendak dirinya, kekuasaannya untuk mengendalikan tenaga-tenaga alam dapat merefleksikan kekuasaan kaisar di dunia. Dari situ jugalah alasan semua alat-alat kekaisaran seperti bendera kebangsaan, harta milik kaisar, serta jubah kaisar hingga para pejabatnya diberi tanda pola naga.
Penghormatan terhadap naga kemudian diwujudkan dalam tari naga atau tari liong. Pola naga ini dibuat dengan menggabungkan gambar dari berbagai hewan seperti: tanduk dari rusa jantan, telinga dari banteng, mata dari kelinci, cakar dari macan, dan sisik dari ikan. Semuanya melengkapi tubuhnya yang mirip ular raksasa.
Sifat-sifat tersebut membuat naga ini dipercaya sebagai makhluk amfibi dengan kemampuan bergerak di darat, terbang di udara, dan berenang di laut. Maka dari itu, naga ini memiliki peran sebagai penguasa langit dan hujan.
Tarian Liong
Kepala naga itu terangkat mengangguk-angguk, menyorong, dan mengibas-kibas. Terkadang asap keluar dari mulut sang naga. Tubuh naga berputar-putar membentuk lekukan atau gelombang yang harmonis. Penampilan tari naga atau biasa disebut Liang Liong cukup membuat para penonton kagum.
Tarian naga ini diwarnai oleh aksi akrobatik yang membutuhkan konsentrasi tinggi, kerjasama tim, dan disiplin. Hal tersebut dilakukan, karena tarian naga ini dilakukan oleh tim yang memainkan puluhan tongkat di tubuh naga. Gerakan naga ini dikendalikan oleh pemain yang berada paling depan dan yang mengendalikan kepala naga.
Para penari harus memiliki stamina yang prima dan tenaga ekstra untuk mengangkat dan memainkan naga yang berat dan panjang. Sebelum melakukan penampilan, para penari ini berlatih koreografi.Selain latihan koreografi, para penari ini juga wajib mengikuti ritual agar pertunjukan berjalan lancar.
Persamaan dan Perbedaan Liong dan Barongsai
Liong dan barongsai dalam mitologi Tionghoa merupakan simbol dari dua hewan yang berbeda. Liong adalah naga sedangkan Barongsai adalah singa. Orang-orang Tionghoa percaya bahwa naga dan singa adalah dua binatang yang menjaga gerbang rumah dan membawa keberuntungan. Kebahagiaan ini bisa datang dalam bentuk kesehatan, kekayaan, kegembiraan dan kebijaksanaan.
Persamaan kedua tarian ini adalah sama-sama akan ditampilkan saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Dalam pementasannya, tarian naga dan barongsai ini akan diiringi oleh grup musik yang terdiri dari gendang, gong, dan simbal. Musik latar dimainkan sekeras mungkin. Para penari pun mengikuti alunan musik.
Kedua tarian ini memiliki perbedaan dari cara memainkannya. Tari liong atau tari naga sepanjang 9-10 meter dibawakan oleh sembilan penari yang memegang tongkat di bawah perut naga. Penarinya membutuhkan tingkat simetri yang tinggi untuk melakukan gerakan yang variatif dan kompak.
Sedangkan barongsai cukup dibawakan oleh dua orang penari. Namun, mereka harus memiliki fisik yang kuat karena harus melakukan atraksi yang cukup sulit. Setiap gerakan yang dilakukan, keduanya memiliki arti tersendiri. Siapapun yang membawakan kedua tarian ini harus memahami filosofi budaya Tionghoa.
Etnis Tionghoa yang masih berpegang teguh pada kepercayaan leluhurnya, percaya bahwa tari liong dan barongsai dapat memberikan energi positif untuk menjalani segala macam usaha.
Karena kepercayaan ini, Etnis Tionghoa yang berpegang teguh pada adat istiadat yang berlaku ketika hendak membuka usaha selalu mengawalinya dengan menyuguhkan tarian liong dan barongsai. Tarian liong dan barongsai dikatakan memberikan energi positif untuk kegiatan bisnis di masa depan.
Begitulah kira-kira penjelasan tentang seputar tari liong atau tari naga. Sweet Couple jadi tahu kan tentang tari liong ini?
Sweet Couple yang tertarik dengan pengetahuan tentang seputar imlek, bisa juga membaca sejarah imlek di Indonesia hingga ramalan 3 shio yang beruntung pada tahun kelinci 2023 ini lho!
Ingin membaca artikel kami yang lainnya? Download aplikasi Sweetrip Indonesia dengan klik di sini
Artikel disadur dari beberapa artikel